Jumaat, 30 Mei 2008

IBNU HAJAR AL ‘ASQOLANI

Assalaamu'alaikum
Kitab Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari dan Bulughul Marom min Adillatil Ahkam (Yang disyarah oleh Syaikh 'Abdullah al-Bassam) merupakan antara kitab yang sering dijadikan akob sebagai rujukan dalam tulisan-tulisan akob. Oleh itu melalui blog akob ini, akob ingin mengambil kesempatan untuk menurunkan biografi ringkas tokoh ulamak yang mengarang kitab-kitab tersebut iaitu al-Hafidz Ibnu Hajar al-'Asqolani rahimahullah. Semoga ada manfaatnya
Dari masa ke semasa akob akan menurunkan lagi biografi-biografi tokoh-tokoh ulamak yang kitab-kitab mereka sering akob jadikan sebagai rujukan.
Sekian Wassalaam
IBNU HAJAR AL ‘ASQOLANI (Sampai Tujuh Kali Menjabat Sebagai Hakim)

Beliau adalah al Imam al ‘Allamah al Hafizh Syihabuddin Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Hajar, al Kinani, al ‘Asqalani, asy Syafi’i, al Mishri. Kemudian dikenal dengan nama Ibnu Hajar, dan gelarnya “al Hafizh”. Adapun penyebutan ‘Asqalani adalah nisbat kepada ‘Asqalan’, sebuah kota yang masuk dalam wilayah Palestina, dekat Ghuzzah (Jalur Gaza-red). Beliau lahir di Mesir pada bulan Sya’ban 773 H, namun tanggal kelahirannya diperselisihkan. Beliau tumbuh di sana dan termasuk anak yatim piatu, karena ibunya wafat ketika beliau masih bayi, kemudian bapaknya menyusul wafat ketika beliau masih kanak-kanak berumur empat tahun. Ketika wafat, bapaknya berwasiat kepada dua orang ‘alim untuk mengasuh Ibnu Hajar yang masih bocah itu. Dua orang itu ialah Zakiyuddin al Kharrubi dan Syamsuddin Ibnul Qaththan al Mishri.
PERJALANAN ILMIAH IBNU HAJAR
Perjalanan hidup al Hafizh sangatlah berkesan. Meski yatim piatu, semenjak kecil beliau memiliki semangat yang tinggi untuk belajar. Beliau masuk kuttab (semacam Taman Pendidikan al Qur’an) setelah genap berusia lima tahun. Hafal al Qur’an ketika genap berusia sembilan tahun. Di samping itu, pada masa kecilnya, beliau menghafal kitab-kitab ilmu yang ringkas, sepeti al ‘Umdah, al Hawi ash Shagir, Mukhtashar Ibnu Hajib dan Milhatul I’rab. Semangat dalam menggali ilmu, beliau tunjukkan dengan tidak mencukupkan mencari ilmu di Mesir saja, tetapi beliau melakukan rihlah (perjalanan) ke banyak negeri. Semua itu dikunjungi untuk menimba ilmu. Negeri-negeri yang pernah beliau singgahi dan tinggal disana, di antaranya:
1. Dua tanah haram, yaitu Makkah dan Madinah. Beliau tinggal di Makkah al Mukarramah dan shalat Tarawih di Masjidil Haram pada tahun 785 H. Yaitu pada umur 12 tahun. Beliau mendengarkan Shahih Bukhari di Makkah dari Syaikh al Muhaddits (ahli hadits) ‘Afifuddin an-Naisaburi (an-Nasyawari) kemudian al-Makki Rahimahullah. Dan Ibnu Hajar berulang kali pergi ke Makkah untuk melakukah haji dan umrah.
2. Dimasyq (Damaskus). Di negeri ini, beliau bertemu dengan murid-murid ahli sejarah dari kota Syam, Ibu ‘Asakir Rahimahullah. Dan beliau menimba ilmu dari Ibnu Mulaqqin dan al Bulqini.
3. Baitul Maqdis, dan banyak kota-kota di Palestina, seperti Nablus, Khalil, Ramlah dan Ghuzzah. Beliau bertemu dengan para ulama di tempat-tempat tersebut dan mengambil manfaat.
4. Shana’ dan beberapa kota di Yaman dan menimba ilmu dari mereka.
Semua ini, dilakukan oleh al Hafizh untuk menimba ilmu, dan mengambil ilmu langsung dari ulama-ulama besar. Dari sini kita bisa mengerti, bahwa guru-guru al Hafizh Ibnu Hajar al ‘Asqlani sangat banyak, dan merupakan ulama-ulama yang masyhur. Bisa dicatat, seperti: ‘Afifuddin an-Naisaburi (an-Nasyawari) kemudian al-Makki (wafat 790 H), Muhammad bin ‘Abdullah bin Zhahirah al Makki (wafat 717 H), Abul Hasan al Haitsami (wafat 807 H), Ibnul Mulaqqin (wafat 804 H), Sirajuddin al Bulqini Rahimahullah (wafat 805 H) dan beliaulah yang pertama kali mengizinkan al Hafizh mengajar dan berfatwa. Kemudian juga, Abul-Fadhl al ‘Iraqi (wafat 806 H) –beliaulah yang menjuluki Ibnu Hajar dengan sebutan al Hafizh, mengagungkannya dan mempersaksikan bahwa Ibnu Hajar adalah muridnya yang paling pandai dalam bidang hadits-, ‘Abdurrahim bin Razin Rahimahullah –dari beliau ini al Hafizh mendengarkan shahih al Bukhari-, al ‘Izz bin Jama’ah Rahimahullah, dan beliau banyak menimba ilmu darinya. Tercatat juga al Hummam al Khawarizmi Rahimahullah. Dalam mengambil ilmu-ilmu bahasa arab, al Hafizh belajar kepada al Fairuz Abadi Rahimahullah, penyusun kitab al Qamus (al Muhith-red), juga kepada Ahmad bin Abdurrahman Rahimahullah. Untuk masalah Qira’atus-sab’ (tujuh macam bacaan al Qur’an), beliau belajar kepada al Burhan at-Tanukhi Rahimahullah, dan lain-lain, yang jumlahnya mencapai 500 guru dalam berbagai cabang ilmu, khususnya fiqih dan hadits.
Jadi, al Hafizh Ibnu Hajar al Asqalani mengambil ilmu dari para imam pada zamannya di kota Mesir, dan melakukakan rihlah (perjalanan) ke negeri-negeri lain untuk menimba ilmu, sebagaimana kebiasaan para ahli hadits.
Layaknya sebagai seorang ‘alim yang luas ilmunya, maka beliau juga kedatangan para thalibul ‘ilmi (para penuntut ilmu, murid-red) dari berbagai penjuru yang ingin mengambil ilmu dari beliau, sehingga banyak sekali murid beliau. Bahkan tokoh-tokoh ulama dari berbagai madzhab adalah murid-murid beliau. Yang termasyhur misalnya, Imam ash-shakhawi (wafat 902 H), yang merupakan murid khusus al Hafizh dan penyebar ilmunya, kemudian al Biqa’i (wafat 885 H), Zakaria al-Anshari (wafat 926 H), Ibnu Qadhi Syuhbah (wafat 874 H), Ibnu Taghri Bardi (wafat 874 H), Ibnu Fahd al-Makki (wafat 871 H), dan masih banyak lagi yang lainnya.
KARYA-KARYA AL HAFIZH IBNU HAJAR
Kepakaran al Hafizh Ibnu Hajar sangat terbukti. Beliau mulai menulis pada usia 23 tahun, dan terus berlanjut sampai mendekti ajalnya. Beliau mendapatkan karunia Allah Ta’ala di dalam karya-karyanya, yaitu keistimewaan-keistimewaan yang jarang didapati pada orang lain. Oleh karena itu, karya-karya beliau banyak diterima umat islam dan tersebar luas, semenjak beliau masih hidup. Para raja dan amir biasa saling memberikan hadiah dengan kitab-kitab Ibnu hajar Rahimahullah. Bahkan sampai sekarang, kita dapati banyak peneliti dan penulis bersandar pada karya-karya beliau Rahimahullah.
Di antara karya beliau yang terkenal ialah: Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari, Bulughul Marom min Adillatil Ahkam, al Ishabah fi Tamyizish Shahabah, Tahdzibut Tahdzib, ad Durarul Kaminah, Taghliqut Ta’liq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan lain-lain.
Bahkan menurut muridnya, yaitu Imam asy-Syakhawi, karya beliau mencapai lebih dari 270 kitab. Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan mendapatkan sampai 282 kitab. Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat (kajian).
MENGEMBAN TUGAS SEBAGAI HAKIM
Beliau terkenal memiliki sifat tawadhu’, hilm (tahan emosi), sabar, dan agung. Juga dikenal banyak beribadah, shalat malam, puasa sunnah dan lainnya. Selain itu, beliau juga dikenal dengan sifat wara’ (kehati-hatian), dermawan, suka mengalah dan memiliki adab yang baik kepada para ulama pada zaman dahulu dan yang kemudian, serta terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau, baik tua maupun muda. Dengan sifat-sifat yang beliau miliki, tak heran jika perjalanan hidupnya beliau ditawari untuk menjabat sebagai hakim.
Sebagai contohya, ada seorang hakim yang bernama Ashadr al Munawi, menawarkan kepada al Hafizh untuk menjadi wakilnya, namu beliau menolaknya, bahkan bertekad untuk tidak menjabat di kehakiman. Kemudian, Sulthan al Muayyad Rahimahullah menyerahkan kehakiman dalam perkara yang khusus kepada Ibnu Hajar Rahimahullah. Demikian juga hakim Jalaluddin al Bulqani Rahimahullah mendesaknya agar mau menjadi wakilnya. Sulthan juga menawarkan kepada beliau untuk memangku jabatan Hakim Agung di negeri Mesir pada tahun 827 H. Waktu itu beliau menerima, tetapi pada akhirnya menyesalinya, karena para pejabat negara tidak mau membedakan antara orang shalih dengan lainnya. Para pejabat negara juga suka mengecam apabila keinginan mereka ditolak, walaupun menyelisihi kebenaran. Bahkan mereka memusuhi orang karena itu. Maka seorang hakim harus berbasa-basi dengan banyak fihak sehingga sangat menyulitkan untuk menegakkan keadilan.
Setelah satu tahun, yaitu tanggal 7 atau 8 Dzulqa’idah 828 H, akhirnya beliau mengundurkan diri.
Pada tahun ini pula, Sulthan memintanya lagi dengan sangat, agar beliau menerima jabatan sebagai hakim kembali. Sehingga al Hafizh memandang, jika hal tersebut wajib bagi beliau, yang kemudian beliau menerima jabatan tersebut tanggal 2 rajab. Masyarakatpun sangat bergembira, karena memang mereka sangat mencintai beliau. Kekuasaan beliau pun ditambah, yaitu diserahkannya kehakiman kota Syam kepada beliau pada tahun 833 H.
Jabatan sebagai hakim, beliau jalani pasang surut. Terkadang beliau memangku jabatan hakim itu, dan terkadang meninggalkannya. Ini berulang sampai tujuh kali. Penyebabnya, karena banyaknya fitnah, keributan, fanatisme dan hawa nafsu.
Jika dihitung, total jabatan kehakiman beliau mencapai 21 tahun. Semenjak menjabat hakim Agung. Terakhir kali beliau memegang jabatan hakim, yaitu pada tanggal 8 Rabi’uts Tsani 852 H, tahun beliau wafat.
Selain kehakiman, beliau juga memilki tugas-tugas:
- Berkhutbah di Masjid Jami’ al Azhar.
- Berkhutbah di Masjid Jami’ ‘Amr bin al Ash di Kairo.
- Jabatan memberi fatwa di Gedung Pengadilan.
Di tengah-tengah mengemban tugasnya, beliau tetap tekun dalam samudra ilmu, seperti mengkaji dan meneliti hadits-hadits, membacanya, membacakan kepada umat, menyusun kitab-kitab, mengajar tafsir, hadits, fiqih dan ceramah di berbagai tempat, juga mendiktekan dengan hafalannya. Beliau mengajar sampai 20 madrasah. Banyak orang-orang utama dan tokoh-tokoh ulama yang mendatanginya dan mengambil ilmu darinya.
KEDUDUKAN IBNU HAJAR RAHIMAHULLAH
Ibnu Hajar Rahimahullah menjadi salah satu ulama kebanggaan umat, salah satu tokoh dari kalangan ulama, salah satu pemimpin ilmu. Allah Ta’ala memberikan manfaat dengan ilmu yang beliau miliki, sehingga lahirlah murid-murid besar dan disusunnya kitab-kitab.
Seandainya kitab beliau hanya Fathul Bari, cukuplah untuk meninggikan dan menunjukkan keagungan kedudukan beliau. Karena kitab ini benar-benar merupakan kamus Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaii wasallam. Sedangkan karya beliau berjumlah lebih dari 150 kitab.
Adapun riwayat ringkas ini, sama sekali belum memenuhi hak beliau. Belum menampakkan keistimewaan-keistimewaan beliau, dan belum menonjolkan keutamaan-keutamaan beliau. Banyak para ulama telah menyusun riwayat hidup al Hafizh secara luas. Di antara yang terbaik, yaitu tulisan murid beliau, al ‘Allamah as-Sakhawi, dalam kitabnya, al Jawahir wad Durar fi Tarjamati al Hafizh Ibnu hajar.
Dan setelah ini semua, beliau –semoga Allah memaafkannya- memiliki aqidah yang tercampur dengan Asy’ariyah. Sehingga beliau Rahimahullah termasuk ulama yang menta’wilkan sifat-sifat Allah, yang terkadang dengan ketidak-pastian. Ini menyelisihi jalan salafush Shalih.*
Walaupun demikian, kita sama sekali tidak boleh menjadikan kesalahan-kesalahan ini sebagai alat untuk mencela dan merendahkan kedudukan al Hafizh. Karena jalan yang beliau tempuh adalah jalan Sunnah, bukan jalan bid’ah. Beliau membela Sunnah, menetapkan masalah-masalah berdasarkan dalil. Sehingga beliau tidak dimasukkan kepada golongan ahli bid’ah yang menyelisihi Salaf. Banyak ulama dahulu dan sekarang memuji Ibnu Hajar Rahimahullah, dan memegangi perkataan beliau yang mencocoki kebenaran, dan ini sangat baik. Adapun mengenai kesalahannya, maka ditinggalkan.
Syaikh al Albani Rahimahullah mengatakan, Adalah merupakan kedzaliman jika mengatakan mereka (yaitu an-Nawawi dan Ibnu Hajar al ‘Asqalani) dan orang-orang semacam mereka termasuk ke dalam golongan ahli bid’ah. Menurut Syaikh al Albani, meskipun keduanya beraqidah Asy’ariyyah, tetapi mereka tidak sengaja menyelisihi al Kitab dan as Sunnah. Anggapan mereka, aqidah Asy’ariyyah yang mereka warisi itu adalah dua hal: Pertama, bahwa Imam al Asy’ari mengatakannya, padahal beliau tidak mengatakannya, kecuali pada masa sebelumnya, (lalu beliau tinggalkan dan menuju aqidah Salaf, Red). Kedua, mereka menyangka sebagai kebenaran, padahal tidak.**
WAFATNYA IBNU HAJAR
Ibnu Hajar wafat pada tanggal 28 Dzulhijjah 852 H di Mesir, setelah kehidupannya dipenuhi dengan ilmu nafi’ (yang bermanfaat) dan amal shalih, menurut sangkaan kami, dan kami tidak memuji di hadapan Allah terhadap seorangpun. Beliau dikuburkan di Qarafah ash-Shugra. Semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas, memaafkan dan mengampuninya dengan karunia dan kemurahanNya.
Demikian perjalanan singkat al Hafizh Ibnu hajar al ‘Asqalani. Semoga kita dapat mengambil manfaat, kemudian memotivasi kita untuk selalu menggali ilmu dan beramal shalih. Wallahu a’lam.

Khamis, 29 Mei 2008

MY FIRST BOOK : Kaedah Memahami Nama-nama & Sifat-Sifat Allah


http://www.jahabersa.com.my/store/My/productdetail.asp?ISBN=983-170-688-9
Tajuk : Kaedah Memahami Nama-nama & Sifat-Sifat Allah
Penulis : Abu Iqbal Mohd Yaakub Bin Mohd Yunus
Harga jualan : RM 11.00
ISBN : 983-170-688-9
Muka surat : 139
Assalaamu'alaikum
Ini merupakan buku pertama akob. Pada mulanya akob tak pernah terfikir nak menulis buku. Akob lebih suka berinteraksi tentang isu-isu berkaitan agama menerusi yahoogroups sahaja. Pasa masa itu sahabat akob bernama Kapten Hafiz Firdaus merupakan seorang yang aktif menulis buku-buku agama. Untuk melihat senarai buku-buku beliau sila layari http://www.jahabersa.com.my/store/My/productlist.asp?CID=31&sPath=2,31 Hafiz Firdaus merupakan seorang insan yang begitu istimewa. Dia sentiasa memberi semangat kepada akob dan rakan-rakan lain untuk mendalami ilmu-ilmu agama dan berkarya. Tapi pada masa itu akob merasakan diri ini tidak mampu untuk menulis buku kerana ilmu yang ada di dada dirasakan tidak seberapa. Namun Hafiz bukan seorang yang mudah mengalah. Dia pun membuat projek buku Himpunan Risalah Dalam Beberapa Persoalan Ummah (kini sudah masuk jilid ke 6) dan menjemput rakan-rakan lain untuk menyumbang artikel dalam buku tersebut. Akob memilih tajuk berkaitan Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah. Akob memang tak ada PC di rumah. So bila masa rehat di tempat kerja akob tak keluar makan untuk siapkan artikel tersebut di pejabat. Apabila Hafiz mengetahui akan hal ini maka dia pinjamkan akob Tablet PC beliau untuk projek ini. Alhamdulillah akob berjaya menyiapkan artikel tersebut menurut tarikh yang ditetapkan. Setelah akob hantarkan ia kepada Hafiz maka beliau dapati artikel tersebut terlalu panjang untuk buku Himpunan Risalah tersebut dan beliau cadangkan akob kembangkan ia menjadi buku. Maka dari situ terhasillah buku pertama akob ini. Untuk projek buku Himpunan Risalah Dalam Beberapa Persoalan Ummah akob karang satu artikel lain tentang manhaj Imam al-Syafi'i rahimahullah terhadap hadis ahad. Begitulah serba sedikit cerita bagaimana akob mula menulis buku pertama akob ni. Oleh itu jika nak dibincangkan tentang latar belakang akob mula berkarya, tentu sekali ianya tidak boleh dipisahkan dengan nama seorang insan yang amat akob hormati, insan yang banyak memberi tunjuk ajar, memberi bimbingan, guruku, mentorku Syaikh Hafiz Firdaus Abdullah. Ya Syaikh, jasamu dikenang. Semoga Allah jua yang akan membalasmu dengan ganjaran pahala yang besar.
Kepada para pelayar blog Minda Akob, sila dapatkan buku akob yang pertama ini yang masih terjual di pasaran. Topik berkaitan akidah yang sentiasa menjadi polemik hangat. Selamat membeli dan membaca.
Sekian Wassalaam
Sinopsis:

Boleh dikatakan kebanyakan umat Islam di Malaysia kurang memahami apa dan bagaimana untuk memahami Nama-nama dan Sifat-sifat Allah.Malah apa yang berlaku ialah di sebaliknya, kebanyakan hanya menghafal nama-nama Allah, menasyidkannya dan menyebutnya dengan bilangan tertentu semat-mata kerana ingin mengejar fadilat tertentu. Atas sebab inilah dan beberapa sebab yang lain, buku ini diusahakan khas bagi menerangkan kaedah memahami Nama-nama dan Sifat-sifat Allah.

Rabu, 28 Mei 2008

ULASAN BUKU PERSIAPAN MENGHADAPI KEMATIAN DI BERITA HARIAN 28HB MEI


Assalaamu'alaikum


Alhamdulillah pihak Berita Harian telah melakukan ulasan ke atas buku akob yang bertajuk "Persiapan Menghadapi Kematian". Akob bersyukur kerana buku ini diterima baik oleh ramai pihak. Jika dikenang saat akob menulis buku ini pasti akob teringat ketika itu akob baru sahaja menjalani pembedahan lutut kerana kecederaan ketika bermain Futsal. Disebabkan pembedahan itu akob cuti panjang selama 2 bulan setengah dan akob mengisi masa-masa terluang tersebut dengan menulis serta membaca buku-buku. Pada masa itu juga seorang sahabat lama akob menyarankan agar akob membuat satu buku yang dapat melembutkan hati para pembaca. Maka dari saranan tersebut terhasilah buku ini Semoga Allah membalas jasa sahabat akob itu dengan ganjaran pahala yang besar. Semoga kandungan buku ini dapat mendatangkan manfaat yang besar bagi semua pihak yang membacanya.


Sekian Wassalaam


Taat seruan agama persiapan hadapi kematian
Penulis: Mohd Yaakub Mohd Yunus
Penerbit: Karya Bestari Sdn Bhd
Pengulas: Jami'ah Shukri

Untuk membeli secara online sila ke :

http://mall.karangkraf.com/webshaper/store/viewProd.asp?pkProductItem=811

KEMATIAN adalah perkara yang pasti, tanpa mengenal bangsa, kedudukan dan kekayaan, cuma ajal maut itu tidak diketahui bila waktunya hanya tuhan maha mengetahui dan ia berlaku dengan pelbagai cara sama ada disebabkan menghadapi sesuatu penyakit, kemalangan atau kematian mengejut.

Tiada siapa boleh melarikan diri daripada menghadapi kematian dan mereka tidak mempunyai kuasa untuk mempercepat atau menangguhkan.

Setiap manusia perlu sentiasa bersiap sedia terutama dari segi amalan supaya kematian disambut dalam keadaan yang bebas daripada sebarang dosa. Manusia yang tenggelam dalam kemewahan duniawi, dikuasai hawa nafsu dan maksiat, mungkin tidak begitu memikirkan mengenai kematian.

Bagaimanapun, bagi mereka yang sentiasa mengingati kematian, akan lebih berwaspada menghadapi liku kehidupan dan berusaha menurut perintah Allah serta meninggalkan segala larangannya.

Di dalam buku ini, penulis melakarkan cara terbaik untuk mengingati kematian antaranya, perlu menziarahi kubur kerana ia dapat membantu kita mengingatkan mengenai nasib yang sama menghadapi kematian, menziarahi orang sakit serta menghadiri majlis pengkebumian.

Mengingati kematian hanya sekadar meyakinkan ajal pasti tiba dan perlu mempersiapkan diri menghadapinya, selain menimbulkan ketenangan jiwa dengan kesulitan. Ini sekali gus memberi kesedaran kesenangan berbentuk duniawi tidak kekal. Hanya kehidupan di akhirat yang kekal abadi. Ini dapat menggerakkan jiwanya untuk mempergunakan segala kesenangan di dunia demi mencapai kebahagiaan di akhirat.

Rasulullah mengkategorikan insan yang sentiasa mengingatkan kematian sebagai manusia paling bijaksana.

Bagi menghadapi kematian itu, seseorang itu perlu bertaubat kerana kehidupan kita tidak sunyi daripada melakukan perkara yang menyalahi syariat Islam terutama kalangan mereka yang hanyut dengan perbuatan maksiat. Keinginan bertaubat hanya akan terdetik apabila timbul kesedaran perbuatan itu salah, boleh menghancurkan hidup, meragut kebahagiaan di akhirat, membunuh jiwa serta punca regang hubungan dengan Allah.

Namun, bertaubat akan mudah dilakukan dengan menyedari kesalahan dilakukan dan berazam untuk memperbaiki serta menjauhi perbuatan yang melanggar syariat. Bagaimanapun, bagi memastikan taubat itu diterima, sewajarnya, mereka menghentikan segala maksiat, menyesal atas perbuatan dilakukan dan berazam bersungguh tidak mengulangi.

Apa yang pasti, amalan bertaubat itu akan dapat menyucikan diri daripada dosa dan Allah mengasihi mereka, sikap segera bertaubat adalah ciri-ciri orang orang berjaya, dapat menghindarkan diri menerima azab pedih di dunia dan akhirat dan akan bebas dari sifat golongan orang yang zalim.

Selasa, 27 Mei 2008

Sucikah Air Mustakmal Digunakan Untuk Berwuduk

Assalaamu'alaikum
Artikel tentang air mustakmal ini merupakan artikel pertama akob yang disiarkan oleh Majalah i. Alhamdulillah majalah i selama ini banyak menyokong akob. Pengerusi Karangkraf Hj Fikri merupakan seorang yang kuat menghadiri kuliyah-kuliyah sunnah di sekitar Lembah Klang. Beliau sentiasa memberi motivasi kepada penulis-penulis aliran Sunnah untuk menyumbang karya mereka kepada Karangkraf. Akob menyambut seruan beliau dengan menghantar artikel ke majalah i yang diketuai oleh seorang editor yang berdedikasi tinggi iaitu En. Ahmad Yani @ Cik Mat. Di samping itu 3 buku akob juga telah diterbitkan di bawah syarikat penerbitan Karya Bestari yang merupakan sebahagian dari Krangkraf grup. Terima kasih kepada Karangkraf Group of Companies. Jasa mu dikenang
Artikel tentang air Mustakmal ini telah akob olah semula agar menjadi lebih ringkas. Semoga ada manfaatnya
Sekian Wassalaam


SUCIKAH AIR MUSTAKMAL DIGUNAKAN UNTUK BERWUDUK?
Oleh Mohd Yaakub bin Mohd Yunus

Sebagaimana yang lazimnya kita pelajari daripada ustaz-uztaz atau buku-buku tentang Fardu ‘Ain, air mustakmal itu tidak boleh dibuat untuk bersuci. Sekiranya air mustakmal itu digunakan untuk berwuduk nescaya wuduk kita itu dianggap terbatal. Wuduk yang batal akan menjejaskan keabsahan solat seseorang. Oleh sebab itu permasalahan air mustakmal harus kita perhatikan dengan serius kerana solat adalah perkara yang pokok di dalam Islam. Ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

Pangkal semua urusan agama adalah Islam, dan tiangnya adalah solat, dan puncak tertingginya adalah jihad. - Hadis riwayat Imam al-Tirmidhi, no: 2541.


DEFINISI AIR MUSTAKMAL

Air mustakmal adalah air yang suci tetapi tidak menyucikan. Ia adalah air yang telah digunakan untuk mengangkat hadas sama ada hadas yang kecil (berwuduk) atau hadas besar (mandi wajib). Ini bermakna air yang telah dibasuhkan kepada anggota yang wajib sekiranya ditadah semula dan air itu tidak sampai dua kolah, maka air itu dikira sebagai air mustakmal iaitu tidak boleh di buat bersuci. Ia hanya boleh dibuat minum atau makan sahaja atau membasuh benda-benda yang bukan najis. Begitu juga sekiranya air basuhan wajib tertitik ke dalam air yang tidak sampai dua kolah, ia dikira mustakmal.


ADAKAH TUBUH SEORANG MUKMIN ITU NAJIS?

Kebiasaanya yang menyebabkan air itu tidak suci dan tidak boleh berwuduk dengannya adalah disebabkan ianya telah tercampur dengan unsur-unsur najis. Maka adakah tubuh seorang mukmin itu dianggap sebagai najis sehingga sekiranya terpercik air dari anggota tubuhnya ia boleh menjejaskan kesucian sumber air untuk berwuduk? Untuk menjawab persoalan ini mari kita lihat sebuah riwayat daripada Abu Hurairah radhiallahu 'anh:

Bahawa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berjumpa dengannya di salah satu jalan kota Madinah, sedangkan waktu itu dia di dalam keadaan junub. Maka dia pun menyelinap pergi dari Rasulullah lalu mandi, kemudian datang kembali. Ditanyakanlah oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemana dia tadi lalu dijawabnya bahawa dia datang sedang di dalam keadaan junub dan tidak hendak menemaninya di dalam keadaan tidak suci itu. Maka bersabdalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: “Maha Suci Allah, orang mukmin itu tidak mungkin najis.” - Hadis Riwayat Imam al-Bukhari, no: 283

Imam al-Bukhari rahimahullah memasukkan hadis ini di dalam bab “Keringat Orang Junub dan Seorang Muslim Tidak Najis.” Jelas melalui hadis di atas, ia membuktikan tubuh seorang mukmin itu bukanlah najis walaupun di dalam keadaan berjunub. Oleh itu tidak ada alasan untuk menyatakan bahawa sekiranya terpercik air dari tubuh seorang mukmin lalu jatuh ke dalam bekas air ianya akan menghilangkan kesucian air tersebut. Jelas apabila barang yang suci bertemu barang yang suci ianya tidak akan memberi pengaruh apa-apa.

Tambahan lagi menurut al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah:

Ibnu Hibban (rahimahullah) telah menyebutkan hal ini di dalam satu bab yang tersendiri di dalam kitabnya, sebagai bantahan terhadap orang yang berpendapat bahawa orang yang junub dan berniat mandi wajib, lalu air percikan mandi wajibnya itu jatuh ke dalam bekas maka airnya menjadi najis. - Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Baari, Jilid 2, ms. 469.


NABI TIDAK MENGHARAMKAN PENGGUNAAN AIR MUSTAKMAL UNTUK BERWUDUK

Terdapat beberapa riwayat yang sabit daripada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahawa air mustakmal itu adalah suci dan boleh digunakan untuk berwuduk.

Telah diriwayatkan dari Humran (hamba abdi ‘Uthman), bahawasanya dia melihat ‘Uthman bin Affan minta dibawakan sebuah bejana, lalu menuangkan air dari bejana itu ke telapak tangannya dan mencuci keduanya tiga kali. Kemudian dia memasukkan tangan kanannya ke dalam tempat wuduk itu (bejana) lalu berkumur-kumur seraya memasukkan air ke hidung serta mengeluarkannya. Setelah itu dia membasuh mukanya tiga kali…Kemudian dia (‘Uthman bin Affan) berkata: “Aku melihat Rasulullah berwuduk sebagaimana wuduk ku ini…”- Hadis Riwayat Imam al-Bukhari no: 164.

Dari hadis ini jelas kita melihat bahawa ‘Uthman al-Affan radhiallahu 'anh telah mencelup tangannya ke dalam sebuah bejana berisi air dan terus menggunakan air tersebut untuk membasuh anggota wuduk yang lain. Sekiranya air mustakmal itu tidak suci untuk berwuduk pasti dia akan menyuruh Humran untuk menggantikan air di dalam bejana tersebut kerana ianya tidak sah lagi untuk digunakan untuk berwuduk. Lantas ‘Uthman radhiallahu 'anh mensabitkan perbuatannya kepada ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Rubaiyi’ binti Mu’awwidz mengkhabarkan bahawa dia melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwuduk. Katanya: “Baginda menyapukan kepalanya dengan air yang tersisa dari kedua belah tangannya.” - Hadis Riwayat Imam Abu Dawud no: 110.

Hadis ini secara jelas menunjukkan bahawa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membasuh kepalanya dengan lebihan air yang ada ditangannya tanpa mengambil sumber air yang baru. Jika air mustakmal itu tidak menyucikan tentu baginda shallallahu 'alaihi wasallam akan mengambil air yang baru untuk menyapu kepalanya.

Dari ‘Aisyah radhiallahu 'anha, dia berkata: Aku pernah mandi janabah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari satu bejana dan tangan kami bergiliran memasuki bejana itu. - Hadis riwayat Imam al-Bukhari no: 261.

Ukuran jumlah air dalam bejana ini diterangkan oleh ‘Aisyah radhiallahu 'anha melalui sebuah riwayat lagi.

Daripada ‘Aisyah dia berkata: Aku mandi bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari satu bejana dari sebuah bejana yang disebut al-Faraq. - Hadis riwayat Imam al-Bukhari no: 250.

Ulamak berbeza pendapat tentang ukuran al-Faraq. Ada yang menyatakan ianya 16 rithil atau 3 sha’ (lebih kurang 6.5kg atau 8.25 liter) air dan lain-lain. Apa pun jua ukuran tersebut ianya tetap kurang dari ukuran dua kolah. Apa yang jelas bagi kita Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mandi wajib bersama ‘Aisyah dan mereka berdua telah mencelupkan tangan mereka ke dalam bejana atau al-Faraq tersebut tanpa menggantikannya dengan air yang baru. Ini menunjukkan air mustakmal tetap suci untuk digunakan untuk bersuci.

Selanjutnya imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan sebuah athar secara mu’allaq:

“Jarir bin ‘Abdullah radhiallahu 'anh memerintahkan keluarganya untuk berwuduk dengan sisa air yang dia pakai bersiwak (membersihkan gigi dengan kayu sugi)” - Athar Riwayat Imam al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari, Kitab al-Wudhu’, Bab “Mempergunakan Sisa Air Wudhu’ Orang Lain.”

Mengikut amalan kebiasaan di Malaysia ternyata sisa air yang dipakai untuk mencelupkan kayu siwak/sugi adalah termasuk dalam jenis air mustakmal yang tidak boleh lagi digunakan untuk berwuduk. Ternyata Jarir bin ‘Abdullah radhiallahu 'anh seorang sahabat yang hidup sezaman dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menyelisihi amalan yang lazim diamalkan di Malaysia ini.

Abu Juhaifah berkata: “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menemui kami waktu tengahari, lalu dibawakan air kepada beliau untuk berwuduk maka manusia mengambil sisa air wuduknya, kemudian menyapukan ke badan mereka..” - Hadis Riwayat Imam al-Bukhari no: 187

Berkenaan dengan hadis ini al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Di sini terdapat keterangan yang sangat jelas mengenai sucinya air mustakmal.” - Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Baari, Jilid 2, ms. 196

Apa yang dapat kita simpulkan dari riwayat-riwayat di atas adalah air mustakmal itu suci lagi menyucikan tanpa timbulnya keraguan. Syaikh Sayyid Sabiq rahimahullah berkata:

Hukumnya (air mustakmal) suci lagi menyucikan sebagaimana halnya air mutlak tanpa berbeza sedikitpun. Hal itu adalah disebabkan asalnya yang suci, sedangkan tidak dijumpai satu alasan pun yang mengeluarkannya dari kesucian itu. - Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Jilid 1, ms. 36


BENARKAH IMAM AL-SYAFI’I MENOLAK PENGGUNAAN AIR MUSTAKMAL DALAM WUDUK

Setelah penulis merujuk kitab al-Umm karangan Imam al-Syafi’i rahimahullah tentang al-Thohaarah (bersuci) jilid 1, halaman 32 hingga 44, ketika beliau membicarakan hukum penggunaan air yang kurang dari dua kolah, ternyata perbincangan beliau lebih berkisar tantang apabila air yang kurang dari dua kolah tersebut bercampur dengan najis. Maka di dalam keadaan ini hukum air tersebut adalah tidak menyucikan dan tidak sah digunakan untuk berwuduk. Sedangkan bagi air yang umat Islam di Malaysia definasikan sebagai mustakmal maka beliau menganggap ianya suci lagi menyucikan. Telah tertulis di dalam kitab al-Umm:

Al-Rabi’ berkata: “Peluh orang Kristian, orang berjunub dan wanita yang sedang haid itu suci. Demikian juga peluh orang majusi dan peluh setiap binatang ternak itu suci. Air sisa minuman binatang ternak dan binatang buas seluruhnya itu suci kecuali anjing dan babi.

Al-Rabi’ berkata dan itu adalah kata al-Syafi’i bahawa: “Apabila seorang meletakkan air, lalu dia mengerjakan sunat dengan bersugi dan dia membenamkan sugi itu di dalam air, kemudian dia mengeluarkannya, nescaya dia dapat berwuduk dengan air itu. Kerana yang tedapat pada sugi itu adalah air liurnya. Dan kalau dia meludah atau berdahak atau berhingus dalam air, nescaya tidak menajiskan air itu. Binatang ternak itu sendiri minum di dalam air dan kadang-kadang bercampuran air liur dengan air maka tidaklah menajiskan air kecuali binatang itu anjing dan babi.

Begitu juga kalau berpeluh, lalu peluhnya jatuh dalam air, nescaya tidak menajiskan. Kerana keringat manusia dan binatang ternak itu tidak najis. Dan sama sahaja dari tempat manapun peluh itu, dari bawah bahu atau lainnya. - Al-Imam al-Syafi’i rahimahullah, Al-Umm (Kitab Induk), jilid 1, ms. 38.

Selarilah pandangan Imam al-Syafi’i rahimahullah dengan hadis-hadis yang sabit dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang keabsahannya menggunakan air mustakmal untuk berwuduk.

Berkenaan dengan hukum penggunaan air mustakmal ini Dr Yusuf al-Qaradhawi berkata:

Sebahagian fuqaha berpendapat bahawa di sana ada air yang suci namun tidak menyucikan yang mereka sebutkan dengan air mustakmal…Namun tidak ada dalil manapun yang menunjukkan akan kebenaran pendapat ini bahkan dalil sebaliknya (sucinya air mustakmal) menunjukkan dengan sangat jelas. - Dr. Yusuf al-Qaradhawi, Fikih Thaharah, ms.52.

Pengarang Kitab Shahih Fikih Sunnah pula berkata:

Dalam hal ini (penggunaan air mustakmal) para ulamak berbeza pendapat, apakah ia tetap suci atau tidak? Pendapat yang paling kuat menyatakan bahawa ia masih tetap dianggap air yang dapat menyucikan selagi tidak keluar dari nama air mutlak dan tidak bercampur dengan suatu najis yang sampai mempengaruhi salah satu sifatnya (iaitu warna, bau dan rasa). Ini adalah pendapat Ali bin Abu Thalib, Ibnu ‘Umar, Ibnu Umamah, segolongan ulamak salaf, yang masyhur dari mazhab Malik, salah satu riwayat daripada Syafi’i dan Ahmad, pendapat Ibnu Hazm, Ibnu Mundzir dan pendapat yang dipilih oleh Syaikh al-Islam (Ibnu Taymiyyah). - Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, jilid 1, ms. 160.

Adalah harapan penulis dengan penjelasan yang serba ringkas ini akan dapat menghilangkan keraguan tentang kesucian air mustakmal untuk digunakan ketika berwuduk. Maka air yang di dalam baldi, tong drum, kolah dan sebagainya yang biasa kita gunakan di rumah untuk menyimpan air adalah dibenarkan untuk dipergunakan untuk berwuduk walaupun telah terpercik dengan air dari badan kita. Air di dalam bekas tersebut adalah sama hukumnya dengan air mutlak selagi tidak bercampur dengan najis atau berubah bau, warna dan rasanya.

Jumaat, 23 Mei 2008

Wawancara bersama BH - Sebar Islam Menerusi Karya


Assalaamu'alaikum


Ini adalah wawancara akob bersama Berita Harian (BH) pada 28hb Februari 2008. Wartawan BH yang mewawancara akob itu bukan seseorang yang asing bagi akob. Beliau merupakan senior akob semasa di UIAM dahulu. Hasliza semasa di UIAM dulu merupakan seorang pelajar yang pintar, periang dan aktif dalam aktiviti Forum Pelajar Komunikasi UIAM (COSFOR) bersama-sama akob. Selepas graduate dari UIAM, most of us fokus kepada kerjaya & keluarga masing-masing. So Lama tak contact each other. Last year, pada bulan Ramadan, secara tidak disangka-sangka akob menerima panggilan daripada wartawan BH. Menurut beliau dia terbaca buku akob tentang Ramadan dan Hari Raya. No HP akob pula dia dapat dari Ustaz Abu Ruwais editor di Karangkraf. Kemudian wartawan BH itu memperkenalkan dirinya sebagai Hasliza Hassan. Lalu dia kata: "Kau tak ingat aku lagi ker kob, ni Hasliza lah". Akob blur sekejap. Nama macam familiar and suara macam biasa disengar. Akob kata : "Ler ni Hasliza UIAM ke?". Memang seronok bila dapat jumpa kawan-kawan lama semula. Selepas itu Kak Liza banyak membantu memasukan artikel akob di BH and memberi tunjuk ajar dalam menulis. TQ Kak Liza. Jasa mu dikenang. COSFORIANS Forever. Di bawah ini wawancara akob bersama Kak Liza.


Sekian Wassalaam


Personaliti: Sebar syiar Islam menerusi karya
Oleh Hasliza Hassan
Dorongan kawan mengubah sikap Mohd Yaakub, semangat hasilkan buku agama


SESEORANG yang ada kekurangan diri akan melakukan sesuatu untuk memperbaiki diri, berbeza dengan mereka yang berasakan ilmu di dada sudah banyak selalunya berasa selesa dan beranggapan tidak perlu lagi berusaha mempertingkatkan diri.


Berasakan dirinya tergolong di kalangan yang masih mempunyai kekurangan, graduan Jabatan Komunikasi (pengkhususan bidang Komunikasi Organisasi)Universiti Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM), Mohd Yaakub Mohd Yunus mula mengorak langkah mendalami ilmu agama bagi memantapkan pengetahuan ke arah menjadi insan lebih baik.


Bermula daripada pembacaan buku agama dalam pelbagai bidang berkaitan kehidupan, akhirnya timbul minat di hati anak muda berusia 35 tahun itu untuk berkongsi ilmu diperoleh bersama keluarga dan kawan.


Maka terhasillah penulisan rencana pendek yang kebanyakannya disiarkan dalam laman forum dan atas dorongan rakan serta pelayar internet, beliau berjinak menceburi bidang penulisan dengan niat murni supaya perkara yang baik dapat dimanfaatkan lebih ramai umat Islam.
"Selain usia yang mematangkan, keputusan menjadi insan lebih baik mula menerpa hati apabila saya ingin mendirikan rumah tangga pada 2000. Saya sedar menjadi suami, bapa dan ketua keluarga bermakna saya bakal memikul tanggungjawab besar.


"Maka, hati saya berkata, untuk memikul amanah serta tanggungjawab yang datang bersama status itu, saya perlu menjadi insan lebih baik. Bertitik tolak dari situ saya mengambil inisiatif mendalami ilmu agama," katanya.


Beliau yang kini bertugas sebagai Penolong Naib Presiden di Bahagian Perbankan Perniagaan, Affin Bank Berhad berkata, seperti remaja lain beliau pernah melalui saat di mana hidupnya dipengaruhi kehendak untuk berhibur dan melakukan perkara bertentangan dengan syariat.
Perkara itu berterusan ketika melanjutkan pengajian di UIAM. Walaupun kenakalan beliau tidak pada tahap ekstrim, tetapi penampilan sebagai seorang yang sentiasa ceria serta suka ketawa menjadikan beliau dilihat sebagai seorang yang tidak serius.


Akibatnya, ramai rakan yang mengenali anak kelahiran Bentong, Pahang itu terkejut apabila berjumpa dengannya dan tidak percaya dengan perubahan 360 darjah dilakukan sehingga ada menyangka beliau terbabit dengan kumpulan tabligh.


Mohd Yaakub berkata, bukan saja orang di sekeliling, malah jika ditanya kepada dirinya, beliau sendiri tidak menyangka akan diberi hidayah serta dorongan Allah untuk berubah dan memperbaiki kekurangan diri.


Justeru, katanya, apabila diberi peluang berubah ke arah lebih baik beliau berasakan seolah menjadi satu amanah untuknya berdakwah dan bidang paling dekat dengannya ketika itu ialah bidang penulisan yang dari sehari ke sehari menjadi tabiat positif dalam diri.


"Di sini saya jelaskan pengaruh kawan memang ada kuasa untuk merubah perwatakan seseorang. Apabila saya mula berkongsi pandangan di ruang siber, saya berkenalan dengan ramai orang yang ikhlas memberi pandangan serta kritikan.


"Mereka juga memberi dorongan kepada saya untuk berubah menjadi lebih baik dan menyumbang pula kepada masyarakat. Uniknya, kebanyakan mereka bukan dalam bidang agama, tetapi mampu menghasilkan karya hebat yang menandingi mereka dalam aliran agama," katanya.


Katanya, perasaan menyesal terutama apabila mengingat kembali perkara pernah dilakukan yang bertentangan dengan hukum syarak menguatkan lagi semangat beliau untuk terbabit dalam gerakan dakwah melalui penghasilan buku agama.


Bak kata pepatah, 'di mana ada kemahuan di situ ada jalan', dan dengan keazaman kuat banyak perkara positif dapat dilakukan seperti menghasilkan buku agama begitu juga perkara negatif yang dibuang secara perlahan-lahan.


Menyentuh bidang penulisan, Mohd Yaakub berkata, beliau tidak mengikuti kursus atau bengkel penulisan secara khusus, tetapi berbekalkan minat serta serba sedikit ilmu dituntut di UIAM, diam tak diam, sudah tujuh buku berjaya diterbitkan.


Beliau berkata, tidak disangka buku yang dihasilkan sebagai memenuhi kemahuan hati untuk menyumbang kepada masyarakat rupa-rupanya menjadi jambatan yang menghubungkan serta mendekatkan beliau dengan lebih ramai kawan.


Disebabkan itu, katanya, beliau tidak kisah jika ada yang mempertikaikan hasil karyanya kerana pegangan penulisannya berteraskan manhaj Ahli Sunnah Wal Jamaah yakni berpegang teguh dengan ajaran al-Quran dan sunnah serta golongan salafussalih terdiri daripada sahabat, tabiin dan tabiut-tabiin.


"Jalan atau manhaj salafussalih adalah jalan selamat untuk diikuti umat Islam. Dalam menyampaikan ilmu, saya suka menggunakan istilah amar makruf nahi mungkar kerana menjadi tanggungjawab semua umat Islam mendidik kepada kebaikan.


"Saya buat sekadar yang termampu berpandu kepada sabda Rasulullah SAW supaya sampaikan walaupun hanya satu ayat," katanya yang turut menghadiri kelas agama dipimpin ulama serta ilmuwan untuk memantapkan kefahaman mengenai ajaran Islam.


Bapa kepada tiga cahaya mata itu berkata, sewajarnya kelahiran lebih ramai golongan profesional dalam bidang agama untuk saling bantu membantu mengajak masyarakat ke arah kebaikan dan menentang perkara mungkar diterima secara positif.


Beliau berkata, adanya kumpulan yang digelar 'profesional ustaz' bukan untuk mengambil alih tempat tuan guru atau ustaz, tetapi sekadar membantu menyampaikan ilmu agama melalui pendekatan kreatif, efektif dan bertepatan dengan teknologi terkini.


Malah, kumpulan pendakwah daripada ahli profesional dalam pelbagai bidang itu masih bergantung kepada alim ulama sebagai rujukan untuk mempelajari ilmu agama, selain kajian dilakukan dan maklumat daripada pembacaan.


Mohd Yaakub berkata, kelebihan ustaz daripada kalangan profesional ini ialah mereka tahu ada ruang kosong yang tidak digapai golongan agama dan cuba memenuhi ruang kosong itu bagi membantu masyarakat mendapatkan maklumat diperlukan.


Katanya, dalam keadaan dunia tanpa sempadan hari ini, cara untuk mempelajari ilmu agama tidak hanya bertumpu di masjid, surau atau kuliah yang dianjurkan pihak tertentu. Sebaliknya, orang ramai menuntut ilmu di mana-mana saja dan pada masa mereka suka.


Kewujudan laman web contohnya, memberi ruang lebih luas kepada pelayar internet untuk menimba ilmu agama dan pada masa sama, membolehkan mereka bertukar pandangan atau berbahas bagi lebih memahami serta menghayati ajaran Islam.


"Terus terang saya katakan, masyarakat hari ini bukan seperti zaman dulu, mereka mementingkan soal kesahihan dan ketulenan fakta. Mereka tidak boleh dimomokkan dengan sebarang cerita atau kisah saja.


"Ia bermakna cabaran untuk pendakwah lebih besar, bukan sekadar memberitahu apa yang boleh dan tidak, tetapi menerangkan dengan terperinci hikmah di sebalik larangan atau suruhan itu berpandukan kepada al-Quran dan sunnah yang menjadi landasan utama," katanya.

Selasa, 20 Mei 2008

Utusan Malaysia 19th May : Keutamaan Mengerjakan Solat Sunat

Keutamaan mengerjakan solat sunat
Oleh Mohd. Yaakub Mohd. Yunus

Di dalam hadis-hadis Rasulullah SAW solat sunat dikenali sebagai Sholat al-Tathawwu'. Al-Tathawwu' secara bahasa bermaksud melakukan ketaatan. Dari segi syariat pula ia bermaksud ketaatan yang tidak wajib berupa solat, sedekah, puasa, haji jihad dan sebagainya.Oleh itu setiap jenis solat yang disyariatkan dalam Islam sebagai tambahan di atas solat fardu yang lima waktu ia termasuk dalam kumpulan solat-solat sunat. Mengerjakan solat-solat sunat memiliki banyak keutamaan. Di antaranya adalah seperti berikut:

Ia Merupakan Amalan Yang terbaik
Mengerjakan solat merupakan amalan yang terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
"Istiqamahlah kamu semua, janganlah kamu menghitung-hitungnya, dan ketahuilah bahawa sebaik-baik amal-amalmu adalah solat". (riwayat Imam Ibnu Majah di dalam Sunannya, Kitab al-Thohaarah wa Sunanuha, hadis no: 273).

Menutup Kekurangan Solat Fardu
Adalah menjadi lumrah bagi manusia apabila mengerjakan solat fardu akan terjadi perbuatan yang dapat mengurangkan kesempurnaan solat tersebut seperti tidak khusyuk, bacaan ayat-ayat al-Quran yang kurang kemas dan lain-lain kesilapan lagi. Solat sunat dapat menutupi segala kekurangan yang mungkin wujud ketika mengerjakan solat fardu ini.
Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya amalan manusia yang mula-mula dihisab pada hari kiamat ialah solat mereka. Tuhan kita berfirman kepada para malaikat-Nya padahal Dia lebih mengetahui: Periksalah solat hamba-Ku! Sempurnakah atau kurang? Jika solatnya sempurna catatkanlah sebagai sempurna, dan jika terdapat sesuatu kekurangan Tuhan berfirman pula: Periksalah adakah hamba-Ku mempunyai amalan solat sunat? Jika dia mempunyai amalan solat sunat lalu Tuhan berfirman: Sempurnakanlah solat fardu hamba-Ku dengan solat sunatnya. Kemudian diperhitungkan amalan-amalan itu dengan cara demikian". (riwayat Abu Dawud di dalam Sunannya, Kitab al-Sholaah, hadis no: 733).

Menjadi Ahli Syurga
Mengerjakan solat sunat dapat menyebabkan seseorang menjadi ahli syurga.
Daripada Rabi'ah bin Malik al-Aslami, dia berkata: Aku pernah bermalam di rumah Rasulullah SAW. Ketika baginda bangun, aku mengambil air wuduk untuk baginda dan melayani apa yang baginda perlukan. Selanjutnya baginda bersabda kepadaku: Mintalah! Aku menjawab: Aku meminta agar sekiranya aku dapat menemani engkau di syurga kelak. Baginda bertanya: Adakah permintaan selain dari itu? Aku menjawab: Cukup itu sahaja.
Baginda lalu bersabda: Bantulah aku bagi mencapai permintaanmu itu dengan memperbanyakkan sujud (solat sunat). (riwayat Imam Muslim di dalam Shahihnya, Kitab al-Sholaah, hadis no: 489).

Meninggikan Darjat Seseorang
Amalan solat sunat juga dapat meninggikan darjat seseorang serta menghapuskan dosa-dosanya yang lalu.
Daripada Mi'dan bin Abi Thalhah al-Ya'mari, dia bercerita: Aku pernah bertemu Tsauban, pembantu Rasulullah, lalu ku katakan: Beritahukan kepada ku suatu amalan yang dengan mengerjakannya Allah akan memasukkanku ke dalam syurga. (Atau dia menceritakan: Ku katakan dengan amal yang paling disukai Allah).
Kemudian Tsauban diam. Maka aku tanyakan lagi kepadanya. Dia tetap diam. Selanjutnya aku bertanya untuk yang ketiga kalinya, dia pun berkata: Aku pernah bertanyakan hal tersebut kepada Rasulullah SAW lalu baginda menjawab: Hendaklah engkau memperbanyakkan sujud (solat sunat) kepada Allah kerana sesungguhnya tidaklah engkau bersujud kepada Allah sekali sahaja, melainkan dengannya Dia meninggikanmu satu darjat serta menghapuskan darimu satu kesalahan. (riwayat Imam al-Bukhari di dalam Shahihnya, Kitab al-Sholaah, hadis no: 488).
Dicintai Oleh Allah S.W.T.
Allah mencintai mereka yang mengerjakan amalan-amalan sunat (nawafil) termasuk solat-solat sunat. Daripada Abu Hurairah r.a, dia berkata Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya Allah berfirman: Barang siapa yang memusuhi wali-Ku, sungguh Aku telah mengizinkan agar dia diperangi. Tidak ada amal yang paling Aku senangi yang dipergunakan oleh hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku selain ibadah yang telah Aku fardukan kepadanya. Hamba-Ku yang senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah sunat (nawafil), pasti Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar; Aku menjadi penglihatannya yang dengannya dia melihat; Aku menjadi tangannya yang dengannya dia membuat (sesuatu); Aku menjadi kakinya yang dengannya dia berjalan; jika dia memohon kepada-Ku pasti akan Ku beri; jika dia memohon perlindungan daripada Ku pasti akan Ku lindungi dia. Aku tidak pernah bimbang dalam melakukan sesuatu sebagaimana kebimbangan Ku ketika hendak mencabut nyawa seorang mukmin yang tidak menyukai sakitnya sakaratul maut, sementara Aku pun tidak ingin menyakitinya. (riwayat Imam al-Bukhari di dalam Shahihnya, Kitab al-Riqaaq, no: 6502).

Mendatangkan Keberkatan Terhadap Rumah
Mengerjakan solat-solat sunat di rumah akan mendatangkan keberkatan. Berbeza dengan solat fardu, solat-solat sunat lebih afdal sekiranya dikerjakan di rumah masing-masing kecuali solat-solat sunat yang sememangnya disyaratkan untuk dikerjakan secara berjemaah di masjid, musolla (tanah lapang) mahupun tempat-tempat tertentu.

Daripada Zaid bin Tsabit r.a yang menyebutkan bahawa Rasulullah bersabda: Wahai sekelian manusia, kerjakanlah solat (sunat) di rumah kalian, sebab solat yang paling utama adalah solat seseorang yang dikerjakan di rumahnya, kecuali solat fardu. (riwayat Imam al-Bukhari di dalam Shahih al-Bukhari, Kitab al-Azaan, no: 731).

Demikianlah keutamaan-keutamaan mengerjakan solat-solat sunat secara umum yang diharapkan dengan mengetahuinya dapat meningkatkan kita semua untuk mengerjakannya sesuai dengan sunah Nabi SAW.

Mohd. Yaakub Mohd. Yunus ialah Penolong Naib Presiden di Bahagian Perbankan Perniagaan, Affin Bank Berhad

Jumaat, 16 Mei 2008

BUKU TERLARIS TERBITAN KARANGKRAF DI IBFKL2008

Inilah buku akob yang berjudul PERSIAPAN MENGHADAPI KEMATIAN yang mendapat sambutan menggalakkan ketika IBFKL2008 di PWTC baru-baru ini


Pesta buku Antarabangsa KL 2008 (IBFKL2008) pada bulan April lalu mendapat sambutan yang amat hangat. Sebelum ini terdapat kajian yang menunjukkan bahawa rakyat Malaysia hanya membaca beberapa helai mukasurat buku sahaja dalam setahun. Namun melihatkan sambutan yang hangat ini, akob merasakan perlu dijalankan satu kajiselidik yang baru untuk melnilai semula tabiat membaca dikalangan generasi baru di Malaysia. Pada pesta buku kali ini buku-buku akob juga terjual. Penerbit buku akob Perniagaan Jahabersa dan Karya Bestari (Karangkraf) telah mengambil bahagian dalam IBFKL2008.


Setiap kali pesta buku, gerai karangkraf sentiasa mendapat sambutan yang hangat. Karangkraf juga terkenal dengan susunan gerai yang menarik, kreatif dan di gerai mereka kebiasaannya diselitkan pelbagai aktiviti-aktiviti yang mampu menarik perhatian pengunjung.


Berikut ini akob sisipkan bersama senarai-senarai buku yang mendapat sambutan hangat semasa IBFKL2008 baru-baru ini. Alhamdulillah buku kecil akob berjudul "PERSIAPAN MENGHADAPI KEMATIAN" menduduki carta ke 2 buku terlaris dalam kategori buku agama.


Kepada semua pembeli, pembaca dan rakan-rakan yang sentiasa menyokong akob, akob ucapkan jutaan terima kasih.




TOP 10 PESTABUKU ANTARABANGSA KUALA LUMPUR 2008



Mari kita lihat carta TOP 10 buku-buku agama di bawah:http://alaf21.com.my/buletin_isnin/pestabuku%20&%20pameran/pestabukupwtc2008/default8.htm
1. BERTUDUNGLAH WAHAI PUTERIKU


2. PERSEDIAAN MENGHADAPI KEMATIAN - Mohd Yaakub bin Mohd Yunus


3. WANITA MENURUT PERSPEKTIF ISLAM


4. DIDIK ANAK CARA ISLAM


5. ADAB PERGAULAN ANTARA LELAKI DAN WANITA


6. QIAMULLAIL


7. HADIS-HADIS PALSU


8. MEMOHON KEAMPUNAN


9. WUDUK DAN SOLAT 1


0. INGATAN DARI KAABAH



Mari kita lihat carta TOP 10 novel di bawah:
http://alaf21.com.my/buletin_isnin/pestabuku%20&%20pameran/pestabukupwtc2008/default10.htm

1. SELAGI ADA DIA


2. TERNYATA CINTA


3. SERIBU KALI SAYANG


4. WARNA HATI


5. UNGU KARMILA


6. SEGALANYA UNTUKMU


7. MENANTI KASIH


8. PELANGI MEMBEKU


9. CINTA SANG RATU


10. BICARA HATI






Kategori Buku Resipi


http://alaf21.com.my/buletin_isnin/pestabuku%20&%20pameran/pestabukupwtc2008/default7.htm
1. Aneka Masakan Gerai (2002)


2. Kompilasi Masakan Thai (2008)


3. Aneka Puding & Agar-agar (2001)


4. Kompilasi Hidangan Mi (2007)


5. Aneka Masakan Berempah (2003)


6. Kompilasi Hidangan Nasi (2007)


7. Aneka Hidangan Sarapan (2006)


8. Aneka Talam & Kuih Lapis (2006)


9. Aneka Minuman Petang (2000) 10. Aneka Roti (2000)






Mari kita lihat carta TOP 10 buku-buku umum di bawah:


http://alaf21.com.my/buletin_isnin/pestabuku%20&%20pameran/pestabukupwtc2008/default9.htm
1. FIKIR-FIKIRLAH


2. BUAT SAMPAI JADI


3. MEMBINA CINTA SAYANG


4. ENGLISH FOR KIDS


5. BIAR BETUL-BETUL


6. TEH TARIK KURANG MANIS


7. EASY ENGLISH


8. SIMPLE ENGLISH


9. ADUHAI SUAMI


10. NAK KE TAK NAK

UIAM Ukir Kegemilangan Unggul


Gambar akob & Frens (student leaders di UIAM) bersama Dato' Seri Anwar Ibrahim pada tahun 1996

20hb Mei ini genaplah UIAM berusia 25 Tahun. UIAM menyimpan banyak memori dalam hidup akob. Suka, duka, masam, manis, kelat pahit semuanya ada. Tapi tentu sekali yang suka lebih banyak dari yang duka. Di UIAM akob banyak belajar tentang hidup. Dari seorang yang masih mentah, tidak pernah berpisah dengan kedua ibubapa tercinta, akob meniti hari-hari yang mendatang menuju alam remaja dan kematangan. Di sana akob belajar tentang hidup. Di sana akob melihat pelbagai gelagat manusia yang datang dari pelbagai negara. Di UIAM akob bertemu dengan ramai sahabat-sahabat yang sehingga kini jika dikenang-kenangkan pasti akan terasa rindu yang begitu mendalam dengan campus life yang telah lama berlalu. How I miss the Practicum Room yang digunakan oleh pelajar komunikasi untuk menggerakan Forum Pelajar Komunikasi (COSFOR).

Ok! tetapi kat sini akob ingin membicarakan peranan UIAM dalam membentuk minda akob dalam karya-karya akob. Seperti yang akob sebutkan sebelum ini, di UIAM akob telah terdedah kepada masyarakat Islam yang datang dari pelbagai negara dan berpegang kepada pelbagai mazhab. Pensyarah-pensyarah yang datang dari seluruh dunia Islam sedikit sebanyak telah mencorak pemikiran akob untuk terbuka terhadap perbezaan pendapat yang wujud di antara mazhab-mazhab di dalam Islam. Syllabus pengajian Islamic Revealed Knowledge & Heritage atau ilmu Wahyu di UIAM bebas dari pengaruh taksub kepada sesuatu mazhab sahaja. Senario ini telah menyebabkan pelajar-pelajar UIAM lebih terbuka kepada perbezaan-perbezaan pendapat dalam Islam. Maka tidaklah menghairankan dalam arus Tajdid yang dikatakan sedang menular di Malaysia ini, pelajar-pelajar UIAM merupakan di antara kelompok di IPTA yang paling kuat mendokong arus ini.

Setelah tamat pengajian di UIAM, akob telah menghadiri kelas-kelas agama yang dipimpin oleh para ulamak Ahlus Sunnah Wal Jamaah di tanah air. Di antara guru-guru yang banyak membimbing akob adalah Ustaz Hussain Yee, Dr. 'Abdullah Yassin, Ustaz Rasul Dahri, Dr. Mohd Asri Zainul Abdin, Ustaz Shofwan Badri, my mentor Kapten Hafiz Firdaus dan Tuan Hassan Tuan Lah dan ramai lagi. Melalui bimbingan serta tunjuk ajar mereka akob mendapati bahawa umat Islam bukan hanya perlu terbuka kepada perbezaan pendapat yang timbul di antara mazhab-mazhab, tetapi juga harus berusaha untuk berpegang kepada pendapat yang lebih tepat menurut al-Qur’an dan al-Sunnah sebagaimana difahami oleh generasi al-Salafussoleh. Ini mendorong akob untuk meningkatkan penyelidikan dan kefahaman tentang agama Islam supaya bertepatan dengan Manhaj Ahlus Sunnah Wal Jamaah.

Itulah serba sedikit cerita tentang UIAM dan Minda Akob. To UIAM, Happy 25th Anniversary, Terima kasih UIAM, Terima Kasih kepada seluruh tenaga pengajar yang telah mendidik akob, terima kasih juga kepada sahabat-sahabat akob di UIAM especillay the COSFORIANS. I love you all. By the way, untuk semua batch UIAM yang grad tahun 1997, kita dah ada laman web khas untuk kita. so JOIN NOW at http://grads97.com/fwdlink/

UIAM ukir kecemerlangan unggul
Oleh Mona Ahmad
http://www.bharian.com.my/Current_News/BH/Friday/Agama/20080515235447/Article/index_html
BERMULA dengan penubuhan dua fakulti, Kulliyyah Undang-undang dan Kulliyyah Ekonomi pada 1983 dengan pengambilan 153 pelajar, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM) terus unggul melahirkan generasi berilmu dan cemerlang dalam bidang diceburi. Jika 25 tahun lalu, pelajar terpaksa belajar di kampus yang serba kekurangan di Lembah Pantai dan Seksyen 17, Petaling Jaya, tetapi itu tidak mematahkan semangat mereka untuk terus berjaya dengan cemerlang.

Malah, UIAM yang kini mempunyai 20,000 pelajar bukan hanya disegani di mata rakyat Malaysia tetapi turut mengukir nama pada peringkat dunia terutama di kalangan negara Islam.
Sempena sambutan Jubli Perak pada 20 Mei ini, Perdana Menteri, Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi akan merasmikan sambutan gilang-gemilang itu.

Pada awal penubuhan, pelajar ditempatkan di kampus Lembah Pantai sebelum berpindah ke Seksyen 17, seterusnya di kampus induk di Gombak pada 1996.

Dengan keluasan 288 hektar, kampus induk UIAM di Gombak yang dipenuhi segala kemudahan dan keindahan seni bina, sekali gus memenuhi konsep Taman Ilmu dan Budi (Garden of Knowledge and Virtue). Selain kampus induk, UIAM turut mempunyai kampus cawangan di Kuantan, Pahang untuk Kulliyyah Perubatan, Farmasi dan Sains Bersekutu, kampus Institut Antarabangsa Pemikiran Islam dan Tamadun (Istac) di Kuala Lumpur, Institut Pendidikan dan Pusat Asasi di Petaling Jaya dan Nilai, Negeri Sembilan.

Timbalan Rektor (Pelajar dan Hal Ehwal Alumni) UIAM, Hamidon Abd Hamid, berkata sambutan itu bukan hanya untuk melihat kembali pencapaian universiti itu, tetapi berhadapan dengan cabaran serta memacu universiti terus gemilang bagi 25 tahun ke hadapan.

“Walaupun sudah berusia 25 tahun, jika diukur dari segi akademik ia masih muda. Namun, kita bangga dengan pencapaian dari segi akademik yang diiktiraf dunia.

“Ia dibuktikan apabila pelajar kita diterima melanjutkan pengajian dalam program ijazah sarjana dan doktor falsafah di universiti terkemuka dunia termasuk Universiti Havard, Amerika Syarikat, Universiti Oxford dan Universiti Cambridge masing-masing di United Kingdom,” katanya ketika ditemui di pejabatnya di kampus induk UIAM di Gombak, baru-baru ini. Malah, Hamidon berkata, dari segi rangkaian, universiti itu adalah antara yang dikenali di dunia Islam. Dengan itu, katanya, pihaknya turut mengadakan perkongsian pintar dengan universiti di seluruh dunia terutama di Asia Barat.

Sejak penubuhan universiti kini mempunyai 14 fakulti dalam pelbagai bidang seperti perundangan, kejuruteraan, perubatan, seni bina, teknologi maklumat, ekonomi dan sains kemanusiaan, kini sudah melahirkan 30,000 lulusan dan mempunyai lapan cawangan alumni di seluruh dunia termasuk Asia, Eropah, Australia dan Afrika.

Apa yang membanggakan, katanya, kebanyakan lulusan UIAM berjaya dalam kerjaya dan tanggungjawab masing-masing sehingga ada yang sudah mencapai tahap kepemimpinan dalam bidang yang diceburi di negara mereka.

“Ada lulusan UIAM yang menjawat jawatan tinggi di negara mereka termasuk beberapa menteri di Maldives, gabenor bank pusat di Gambia dan ketua pengarah pembangunan ekonomi di Bosnia Herzegovina.

“Tidak ketinggalan juga, pencapaian cemerlang lulusan UIAM di negara ini yang diberi tanggungjawab penting dalam politik dan jabatan kerajaan, malah, ada yang memegang jawatan tertinggi dalam sektor korporat dan usahawan berjaya,” katanya.

UIAM satu-satunya universiti yang menggunakan bahasa Inggeris dan Arab sebagai pengantar secara keseluruhan, kini melahirkan generasi kepemimpinan dunia Islam.

Selain daripada bidang akademi, pelajar UIAM juga cemerlang dalam bidang kokurikulum dan membantu menaikkan nama Malaysia pada peringkat dunia terutama sejak penubuhannya menjadi antara 10 kumpulan debat terbaik dunia dalam pertandingan debat menggunakan bahasa Inggeris sebagai bahasa kedua pada peringkat antarabangsa.

Pada waktu itu, UIAM terus meniti kecemerlangannya ada juga persepsi masyarakat mengenai lulusan universiti itu yang didakwa lebih pro pembangkang, bagaimanapun, ia disangkal Hamidon sama sekali.

“Pelajar dan lulusan UIAM bukanlah penyokong parti pembangkang tetapi mereka menyuarakan pandangan secara kritikal. Ia dibuktikan, kebanyakan lulusan universiti ini berkhidmat dengan kerajaan untuk membangunkan negara,” katanya.

Hamidon berkata, UIAM turut berterima kasih kepada pemimpin Malaysia yang banyak membantu memasarkan nama negara yang sekali gus tempiasnya diterima universiti itu terutama menerusi ribuan permohonan untuk memasuki universiti itu daripada calon di luar negara setiap tahun.

Bagaimanapun, katanya, pihaknya terpaksa memilih dan menapis terlebih dulu pelajar antarabangsa yang mahu melanjutkan pelajaran di universiti itu dengan mengambil hanya mereka yang layak.

Berikutan itu, katanya, sasaran UIAM ialah untuk mengambil 30 peratus pelajar dari luar negara belajar di universiti itu tanpa mengabaikan kualiti akademi universiti itu. Ketika ini, kira-kira 3,000 pelajar luar negara dari lebih 90 negara menuntut di UIAM termasuk dari Jerman, Bosnia Herzegovina, China, Jepun, Amerika Syarikat, Russia, Sri Lanka dan negara Asia Barat.

“Kita bersyukur kerana pelajar tidak mempunyai masalah rumit dalam membiayai pengajian kerana pelajar tempatan dibiayai dana seperti Jabatan Perkhidmatan Awam (JPA), Perbadanan Tabung Pendidikan Tinggi Nasional (PTPTN), Mara, syarikat korporat dan bank. Katanya, bagi pelajar luar negara pula, UIAM menyediakan Tabung Endowmen yang menerima sumbangan dan dana daripada sektor swasta dalam dan luar negara untuk kegunaan pelajar memerlukan.

Beliau berkata, dengan tenaga pengajar seramai 2,000 orang termasuk lebih 50 peratus pemegang ijazah doktor falsafah (PhD).

Katanya, UIAM turut membuat persediaan untuk bertukar daripada universiti pengajar kepada penyelidikan apabila sasaran 60 peratus tenaga pengajarnya memiliki PhD menjelang 2010. “Kita yakini kejayaan universiti ini sedikit sebanyak kerana keberkatan dari Allah menerusi niat ikhlas pemimpin Malaysia yang menganggap universiti ini sebagai satu sumbangan rakyat Malaysia kepada umat Islam di dunia dan manusia amnya,” katanya mengakhiri perbualan.

RAPAT KAN SAF, LURUSKAN SAF


Assalaamu'alaikum


Artikel berkaitan saf dalam solat ini merupakan artikel akob yang pertama tersiarkan di dalam akhbar harian di Malaysia. Pada hari tersiarnya artikel tersebut, akob seperti biasa pagi-pagi sebelum masuk kereta akan membelek akhbar harian di kedai runcit di bawah Tasek Heights Apartment. Bila terbaca tajuk Rapatkan Saf dan tersiar nama Mohd Yaakub bin mohd Yunus, akob macam tak percaya. Terus akob naik semula ke rumah akob di tingkat 4 dan tunjukkan kepada Lini (my wife). lini pun macam tak percaya artikel suami dia diterima di Utusan. We share this happy moment together. Memang perasaan gembira artikel pertama kali disiarkan di akhbar sukar nak digambarkan. For that akob ucapkan terima kasih kepada bahagian Agama Utusan Malaysia yang diketuai Akhi Radzi kerana sudi memilih artikel akob. Jasamu di kenang. From there artikel-artikel akob tersiar di pelbagai media yang lain seperti Majalah i, Berita Harian dan Harian Metro.


Semoga Allah SWT terus memberi akob kekuatan dan kemampuan untuk berkarya dan memberi sumbangan yang tidak seberapa ini kepada masyarakat.


Sekian Wassalaam


Rapatkan saf - Usahakan barisan terbaik


KALIMAT yang sering kita dengar dari mulut imam sebelum memulakan solat adalah "Luruskan saf (barisan dalam solat berjemaah)" atau "Rapatkan saf". Namun berapa ramai yang benar-benar mengikuti arahan imam tersebut? Berapa ramai yang mengetahui apa maknanya meluruskan saf mengikut sunah Rasulullah s.a.w. yang sahih?


Para ulama sepakat bahawa saf pertama adalah saf terbaik dan besar keutamaannya bagi jemaah lelaki dalam bersolat. Manakala bagi saf jemaah perempuan, saf paling utama adalah saf paling akhir sekali. Ia sebagaimana sabda Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah :
Sebaik-baik saf barisan lelaki yang paling depan, dan yang terburuk ialah yang paling belakang, dan sebaik-baik barisan perempuan yang terakhir, dan yang terburuk ialah yang paling depan. (Riwayat Muslim)


Sabda Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan Abu Hurairah: Andaikata manusia mengetahui apa yang ada di dalam panggilan azan dan memenuhi saf paling depan, kemudian mereka tidak berjaya mendapatkannya (saf paling depan itu) kecuali jika mereka berlumba untuk mendapatkannya, pasti mereka akan berlumba. (Riwayat Bukhari).


Disebut juga di dalam hadis Rasulullah s.a.w. bahawa saf di sebelah kanan mempunyai lebih keutamaan berbanding saf di sebelah kiri. Daripada Aishah r.a. berkata bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat terhadap orang yang berada di saf sebelah kanan. (Riwayat Ibnu Majah)


Di antara fadilat solat di saf pertama:


1) Menjaga kesempurnaan saf pertama sama seperti safnya para malaikat. Riwayat Jabir bin Samurah yang berkata bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: ''Tidakkah kamu berbaris sebagaimana saf para malaikat di sisi Tuhan-Nya?'' Kami bertanya: "Ya Rasulullah, bagaimanakah saf mereka di depan Tuhan?" Jawab Nabi: "Menyempurnakan barisan pertama dan rapat benar dalam barisan." (Riwayat Muslim)


Daripada hadis di atas dapat kita fahami bahawa mereka yang memenuhi saf paling depan ketika solat adalah sama dengan saf para malaikat yang sentiasa menjaga kesempurnaan saf mereka dan saf para malaikat ini hampir dengan Allah s.w.t. Dari sini boleh kita katakan bahawa mereka yang berada di saf paling hadapan adalah orang yang paling hampir dengan Allah dan lebih mudah memperoleh rahmat-Nya.


2) Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada mereka yang berada di saf-saf paling hadapan. Daripada Abu Umamah berkata bahawa Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya berselawat kepada orang-orang yang berada di saf pertama." Para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, bagaimana dengan saf kedua." Baginda bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada orang-orang yang berada di saf pertama." Para sahabat bertanya lagi: "Ya Rasulullah, bagaimana dengan saf kedua." Rasulullah menjawab: "Ya, juga saf kedua." (Riwayat Ahmad).


Selawat
Menurut Dr. Fadhal Ilahi, makna selawat Allah atas mereka (yang berada di saf pertama) adalah seperti yang dikatakan oleh Imam ar-Raghib al-Asfahani, iaitu: "Tazkiyah (Penyucian daripada dosa-dosa) terhadap mereka." Selawatnya para malaikat pula: "Iaitu berbentuk doa dan permohonan keampunan." Alangkah beruntungnya sesiapa yang mendapat tazkiyah daripada Allah dan doa pengampunan daripada para malaikat.


3) Rasulullah memohon keampunan buat mereka di saf pertama sebanyak tiga kali. Daripada 'Irbadh bin Sariyah bahawa Rasulullah memohon keampunan bagi mereka yang berada di saf pertama tiga kali dan untuk saf kedua hanya sekali. (Riwayat Ibnu Majah).


Alangkah bahagia sekiranya orang yang paling mulia di atas muka bumi ini memohon keampunan untuk kita.


Demikianlah beberapa keutamaan saf paling hadapan di dalam solat berjemaah. Yang amat dikesalkan terdapat ramai di antara kita yang tidak lagi memberi perhatian terhadap keutamaan-keutamaan ini. Umat Islam di Malaysia seakan-akan tidak ghairah merebut saf pertama.


Mereka lebih memilih untuk mendapatkan tempat yang membolehkan mereka bersandar dengan selesa seperti di tiang-tiang atau di dinding masjid, berdekatan dengan kipas dan pintu supaya dapat cepat keluar setelah selesai bersolat.


Ada pula yang datang awal ke masjid tetapi berborak dahulu di luar masjid sambil menghisap rokok. Alangkah ruginya mereka ini. Sesungguhnya Rasulullah menyatakan bahawa sesiapa yang secara sengaja memenuhi saf belakang, maka Allah akan membelakangkan mereka.

Daripada Abu Sa'id al-Khudri bahawa Rasulullah melihat ada sebahagian sahabatnya yang tidak mahu maju ke saf pertama, maka baginda bersabda: Majulah dan ikutilah saya, sedangkan orang-orang di belakang harus mengikutimu pula! Sesuatu kaum yang selalu suka di belakang, tentu akan dibelakangkan pula oleh Allah. (Riwayat Muslim).


Adakah kerugian yang lebih besar daripada kerugian dibelakangkan oleh Allah? Oleh itu datanglah awal ke masjid untuk solat berjemaah dan rebutlah saf pertama.


PERANAN IMAM
Rasulullah sebelum memulakan solat, akan memastikan makmum di belakangnya meluruskan saf terlebih dahulu. Anas bin Malik berkata, ketika telah iqamah untuk solat, Rasulullah menghadap kepada kami dengan wajahnya seraya bersabda: Luruskan saf dan rapatkanlah kerana sesungguhnya aku melihat kalian dari belakangku. (Riwayat Bukhari)


Kebiasaan yang kita lihat di masjid-masjid, para imam hanya melaungkan "luruskan saf", "luruskan saf" tanpa melihat jemaah di belakang sama ada mereka mematuhi perintahnya atau tidak. Mereka seperti hanya melepaskan batuk di tangga. Sedangkan Rasulullah akan menghadap para makmum dan memastikan arahan meluruskan saf benar-benar dilaksanakan oleh para sahabat. Malah ada riwayat yang menyatakan Baginda pergi ke setiap barisan untuk melihat sama ada saf benar-benar telah lurus sebelum memulakan solat.


Daripada Albara' bin 'Aazib berkata: Adalah Rasulullah memasuki celah-celah barisan (saf) sambil mengusap dada dan bahu kami. (Riwayat Abu Daud).


Pada zaman Umar al-Khattab pula, beliau mewakilkan tugas meluruskan saf kepada seseorang. Beliau tidak akan bertakbir (memulakan solat) sehingga orang yang membantunya dalam meluruskan saf itu memberitahu bahawa saf telah benar-benar lurus. Begitu juga dengan Uthman al-Affan dan Ali bin Abu Talib, mereka berdua bersepakat melakukan apa yang telah dilakukan oleh Umar. Dulu, Ali selalu mengatakan: "Maju wahai si fulan! Mundur sedikit wahai si fulan!"


Penulis menyarankan para imam masjid-masjid di Malaysia agar memerhatikan perkara ini dengan penuh teliti supaya amalan mereka selari dengan sunah Nabi dan Khulafa' ar-Rasyidin.


CARA MELURUSKAN SAF


Meluruskan saf dalam solat berjemaah merupakan sunah Nabi s.a.w. Malah ada ulama yang memandang penyempurnaan saf dalam solat adalah wajib. Menurut Syaikh Muhammad Nashiruddeen al-Albani: ''Mendirikan dan meluruskan saf hukumnya wajib kerana terdapat perintah yang berasal daripada Rasulullah. Kalimat perintah itu pada asalnya bererti wajib, kecuali ada qarinah (petunjuk lain) yang mengalihkan daripada pengertian wajib tersebut.
Namun, terlalu sedikit di kalangan masyarakat kita yang mengamalkannya. Pada tanggapan mereka kesempurnaan saf hanyalah dengan mempastikan barisan solat itu lurus. Sebenarnya ada beberapa perkara lain yang juga telah diperintahkan oleh Rasulullah berkaitan kesempurnaan saf:

1. Merapatkan bahu dengan bahu orang yang solat bersebelahan dengannya.


2. Merapatkan lutut dengan lutut orang yang solat bersebelahan dengannya.


3. Merapatkan buku lali dengan buku lali orang yang solat bersebelahan dengannya.


Hanya dengan mempraktikkan perkara-perkara di atas barulah tercapai kesempurnaan saf dalam solat berjemaah dalam erti kata sebenar. Hadis-hadis berkaitan dengan perkara di atas adalah seperti berikut:


* Daripada Nu'man bin Bashir berkata: "Aku melihat seseorang merapatkan bahunya dengan bahu saudaranya, merapatkan (melekatkan) lututnya dengan lutut saudaranya dan melekatkan mata kakinya (buku lali) dengan mata kaki saudaranya." (Riwayat Abu Daud).


* Daripada Anas bin Malik daripada Nabi s.a.w. bersabda:
(Pada waktu solat) setiap kami meratakan bahunya dengan bahu saudaranya dan telapak kakinya (buku lali) dengan telapak kaki saudaranya. (Riwayat Bukhari).
Sunah Nabi s.a.w. ini seakan-akan sudah lenyap dari masjid-masjid di Malaysia.

Penulis pernah cuba mempraktikkan sunah ini dalam solat berjemaah di beberapa masjid, namun hasilnya amat mengecewakan. Ramai dari kalangan jemaah akan menjauhkan buku lali dan lutut masing-masing ketika penulis cuba merapatkan saf tersebut. Mereka seolah-olah tidak selesa merapatkan dan meluruskan saf dengan cara begini. Namun begitu kita sebenarnya tidak boleh menyalahkan mereka kerana sunah ini memang tidak disebarkan secara meluas di Malaysia, apalagi untuk dipraktikkan. Penulis yakin sekiranya sunah ini diajar secara meluas di dalam kelas-kelas atau kitab-kitab fardu ain nescaya ia akan diamalkan di seluruh masjid di Malaysia.


HIKMAH MERAPATKAN SAF


1. Ia merupakan antara faktor yang menyumbang kepada kesempurnaan solat. Sabda Rasulullah: Luruskan saf kamu, kerana meluruskan saf merupakan sebahagian kesempurnaan solat. (Riwayat Muslim).

2. Ia adalah faktor yang boleh menyatukan hati umat Islam. Sabda Rasulullah: Luruskan saf solat kamu dan janganlah kamu bercerai-berai (dalam mendirikan saf), akan tercera-berai hati kamu. (Riwayat Muslim). Sabda Baginda lagi: Tegakkanlah saf-saf kamu sekalian sebanyak tiga kali, demi Allah (kamu diperintah agar) merapatkan/meluruskan saf-saf kamu, atau Allah akan mencerai-beraikan hati kamu. (Riwayat Abu Daud).

Menurut Syaikh Abu Ubaidah Masyhur:

''Dalam perintah meluruskan dan merapatkan saf merupakan unsur pendekat jiwa yang akan menjalinkan hubungan persaudaraan dan keinginan saling menolong. Bagaimana tidak! Bukankah bahu si miskin berhimpitan dengan bahu si konglomerat, kaki si kuat melekat dengan kaki si lemah. Dan semuanya berada dalam satu saf, bagaikan bangunan yang tersusun sangat rapat.


3. Ia dapat menghindari gangguan syaitan ke atas orang yang bersolat. Sabda Rasulullah:
Rapatkanlah saf kamu sekalian, dekatkanlah antara saf, tegakkanlah tengkuk kamu. Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman Tangan-Nya, sesungguhnya aku melihat syaitan menyusup di celah-celah saf seperti anak kambing. (Riwayat Abu Daud).


4. Allah mencintai mereka yang menyempurnakan saf. Sabda Rasulullah:
Tidak ada suatu langkah yang sangat dicintai oleh Allah daripada langkah seseorang hamba untuk menyambung (menyempurnakan) saf (dalam solat). (Riwayat Abu Daud).


5. Ganjaran pahala yang besar bagi mereka yang menyempurnakan saf di dalam solatnya. Rasulullah bersabda:
Orang yang paling baik di antara kalian adalah seseorang yang paling lembut bahunya di dalam solat, tidak ada suatu langkah yang pahalanya lebih besar daripada langkah seseorang yang melangkah untuk menutup celah dalam saf. (Riwayat Thabrani).


6. Allah dan para malaikat-Nya berselawat (memberi segala penghormatan dan kebaikan) kepada mereka yang menyempurnakan saf dalam solat.
Sabda Rasulullah : Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada orang-orang yang berada di saf pertama. Para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, bagaimana dengan yang kedua." Baginda bersabda: Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada orang-orang yang berada di saf pertama. Para sahabat bertanya lagi: "Ya Rasulullah, bagaimana dengan yang kedua." Rasulullah menjawab: Ya, juga bagi saf kedua. (Riwayat Ahmad).
Sayang sekali sunah-sunah berkaitan dengan saf ini telah dilalaikan dan diambil mudah oleh masyarakat Islam bukan sahaja di Malaysia, malah di seluruh dunia.


Apa yang ingin penulis sarankan di sini adalah agar sunah meluruskan dan merapatkan saf ini dihidupkan semula, terutamanya oleh para imam di masjid-masjid seluruh Malaysia.
Para imam hendaklah bersungguh-sungguh mengerjakan sunah ini dan mengajak mereka yang bersolat di belakang melaksanakannya.


Sabda Rasulullah s.a.w mengingatkan:
Solatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihat aku bersolat. (Riwayat Bukhari).

Khamis, 15 Mei 2008

BUKU BARU : BEBERAPA PERSOLAAN LAZIM TENTANG THAHARAH


Buku ini kini boleh dibaca secara online di :


Assalaamu'alaikum

Alhamdulillah buku terbaru saya telah terbit. Buku ini mengupas beberapa persoalan yg sering bermain-main di minda kita tentang wuduk, tayamum dan mandi wajib. Semoga ada manfaatnya kepada semua terutama diri penulis sendiri.

Tajuk: Beberapa Persoalan Lazim Tentang Thaharah. Pengarang: Mohd. Yaakub bin Mohd. Yunus. Penerbit: Jahabersa, Johor Bahru. Harga: RM20.00 (352 mukasurat) Di Mana: Kedai-kedai buku yang biasa menjual penerbitan Jahabersa atau pesan terus dengan menghubungi penerbit di talian 07-2351602

SINOPSIS :

Buku ini menjawab 18 persoalan yang lazim timbul di kalangan masyarakat berkenaan hukum bersuci (Thaharah). Ia meliputi persoalan tatacaraberwudhu’, perkara-perkara yang membatalkan wudhu’, tayamum dan mandi. Pengarang mengupas persoalan-persoalan tersebut secaramendalam, lengkap dengan dalil al-Qur’an, al-Sunnah dan penjelasan para ilmuan yang muktabar.

Dari satu sudut buku ini mungkin terasa agak ilmiah. Akan tetapi dari sudut yang lain, ilmu yang diperoleh darinya pasti memuaskan hati danfikiran anda.

Tak percaya? Cubalah anda membacanya.

Sekian Wassalaam

Dapatkan juga buku-buku terkini dari saya :-

Tajuk: Persiapan Menghadapi Kematian
Penulis: Mohd Yaakub Mohd Yunus
Halaman: 88
Harga: RM3.00
http://alaf21.com.my/buletin_isnin/to%20be%20change/N_Kematian.htm

BUKU INI MERUPAKAN BUKU YANG KE DUA TERLARIS DALAM KATEGORI BUKU AGAMA TERBITAN KARANGKRAF KETIKA PESTA BUKU ANTARABANGSA KL 2008 di PWTC

Kematian pasti akan datang menjemput kita pada bila-bila masa sahaja. Tiada siapa tahu bila ajalnya tiba. Semua itu adalah menjadi rahsiaALLAH S.W.T semata-mata. Namun, setiap kita hendaklah sentiasa beringat tentang itu dan membuat persiapan untuk menghadapinya setiapmasa.

Setiap manusia pasti melakukan dosa. Tetapi, harapan untuk orang yang berdosa adalah taubat. Ia merupakan langkah terbaik untuk menyucikandiri daripada segala dosa dan maksiat yang dilakukan. Dan sesungguhnya ALLAH sentiasa membuka ruang untuk hamba-hamba-NYA bertaubat.Setiap kesalahan pasti diampunkan oleh ALLAH selagi seseorang hamba itu bertaubat dengan bersungguh-sungguh dan menepati semua syarattaubat.

Amatlah rugi mereka yang tidak sempat bertaubat sebelum kematian. Ini kerana, dia akan berjumpa ALLAH dalam keadaan berdosa dan hina. Sebaliknya, orang yang sempat bertaubat akan menghadap TUHAN dalam keadaan bersih bagaikan kain putih. Oleh itu, berusahalah sentiasauntuk bertaubat kepada ALLAH setiap masa dan melakukan amalan soleh agar kita mati dalam keadaan diampuni ALLAH S.W.T.

=====================================================
Tajuk : 25 PERSOALAN SEMASA : Huraian & Penyelesaian
Penulis : Mohd Yaakub bin Mohd Yunus
Penerbit : Karya Bestari Halaman: 496 Harga: RM17.00
Untuk dibeli secara online sila ke: http://alaf21.com.my/buletin_isnin/to%20be%20change/N_bukupersoalansemasa.htm

Buku ini merupakan himpunan artikel-artikel yang pernah ditulis oleh penulis. Ada di antara artikel itu merupakan kertas kerja yang yang beliaubentangkan di forum-forum, ada juga yang telah disiarkan di akhbar-akhbar serta majalah. Isu-isu seperti syarat sah amal ibadah, menyentuhwanita ajnabi, hukum solat jemaah, menggunakan air musta'mal, membaca dan memegang al-Quran ketika berhadas kecil dan besar, amalansunat pada hari Jumaat, mengerjakan solat tahajjud, Metode Tasfiyah dan Tarbiyah dalam menjana gerakan tajdid, hakikat mencintai rasulullah,amalan sempena nisfu syaaban dan lain-lain lagi sering menjadi perbezaan pendapat di kalangan umat Islam dari dahulu sehingga kini. Perbezaanini ada kalanya membawa kepada kebaikan dan ada kalanya membawa kepada permusuhan dan perbalahan yang tidak berpenghujung.

Perbezaan pendapat bukanlah sesuatu yang pelik kerana ia telah pun berlaku semenjak zaman Nabi Muhammad s.a.w sehinggalah ke hari ini. Inisemua berpunca daripada kefahaman yang berbeza terhadap nas al-Quran dan hadis serta kedudukan tempat yang berbeza di kalangan kaummuslimin dahulu dan kini.

Bagi orang awam yang tidak terdedah kepada pelbagai perbahasan ulama terhadap dalil dan tidak pernah mengambil tahu punca segalahukum-hakam yang diamalkan hari ini, pastinya akan menghadapi kesukaran ketika berlaku percanggahan di kalangan para ulama Islam.
Buku ini menerangkan perbezaan tersebut dan menjelaskan pendapat manakah yang lebih hampir kepada ketepatan. Selain daripada isu-isu yangdinyatakan di atas, terdapat banyak lagi perbahasan lain yang menarik termaktub di dalam buku ini. Kesemuanya mengandungi 25 perkara. Untukmengetahui kesemuanya, dapatkan buku ini di kedai-kedai buku terpilih sekarang.

Dapatkan segera '25 Persoalan Semasa: Huraian dan Penyelesaian' sekarang sementara stok masih ada!

Dapatkan juga buku baru daripada penulis yang sama terbitan Karya Bestari:
======================================================
TAJUK BUKU : Menyambut Ramadan Dan Aidilfitri Menurut Sunnah Rasulullah SAW PENULIS : Mohd Yaakub Mohd Yunus
PENERBIT : Karya Bestari / Alaf21 / Karangkraf
HARGA : RM 7.00
Halaman : 208
Untuk dibeli secara online sila ke: http://alaf21.com.my/page22.htm

Setiap tahun umat Islam di seluruh negara akan membuat persiapan menyambut kedatangan bulan Ramadan al-Mubarak, terutama pada saatmenyambut kedatangan Aidilfi tri. Tidak hairanlah sebahagian mereka sanggup mengeluarkan kos perbelanjaaan yang besar semata-matamenyambut kedatangan kedua-dua bulan ini. Seluruh umat Islam mengetahui bahawa Islam tidak pernah melarang umatnya berbelanja, bersukaria atau menyambut perayaan dengan penuh kemeriahan dan kegembiraan. Tetapi, ALLAH telah menggariskan beberapa panduan dan contohterbaik bagi hamba-hamba-NYA ketika menyambut bulan yang mulia ini agar tidak melampaui batas dan berlaku kemungkaran.

Alhamdulillah... buku ini cuba merungkaikan secara ringkas beberapa panduan dan amalan yang menjadi kebiasaan Nabi s.a.w dan para sahabatmelakukan ketika menyambut kedatangan Ramadan al-Mubarak dan menyambut Aidilfitri.

Semoga buku ini memberi manfaat kepada seluruh pembaca yang budiman untuk meneladani sunnah Rasulul lah s.a.w dan menjauhilarangannya. Mudah-mudahan amalan yang menepati perintah ALLAH dan Rasul-NYA diterima oleh-NYA.